PRUDENTIAL |
PRULink Assurance Account Plus. Find it out PAA Plus |
Lobster Air Tawar (LAT) |
Bagi para hobiis LAT yang telah bosan dengan LAT-nya, terutama jenis-jenis LAT impor, jangan sekali-kali membuang LAT-nya keperairan setempat. Berikan LAT tersebut ke hobiis lainnya dan berikan pula pengertian agar tidak membuangnya kelak. Atau anda musnahkan LAT tersebut. LAT impor bukanlah hewan asli perairan Indonesia, kehadiran mereka akan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem setempat dan bahkan memusnahkan hewan akuatik lokal lainnya. |
Other things |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
Other things |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
Other things |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
|
a Life story at the MOTHER OF CITY |
Wednesday, November 21, 2007 |
After all the time, haven't refreshed my blog yet, I realize that I miss a chip of my life-story in the blog. Soon after the silence clock start clicking, I found myself that I am now living at Jakarta, The MOTHER OF CITY (read as : ibukota, ha ha). Put behind all the things I had before and after spending almost my fully 12 years living in Batam, "The CITY OF LUCK".
Brought for nothing only a small set of shirt and pants, stepping ahead looking for other prospectus job and colleagues, a poetry life style and a small cup of generosity of the earth. Here, here and here I am at the "MOTHER OF CITY". Being lonely and dispute at the beginning to try to understand the life cycle for making such a good thing in the city. Apparently also trying to search my reasonable thinking just to conclude the idea about "WHY I MOVED ON TO THIS CITY".
Now, after all some good aside bad lucks, some helps and supports from trust able wife (thank Mimi, you mean a lot for me) and my dear family altogether and other good creature who accompany me a lot, a cheerful smiley of bad driver on the jam roads, a gang of attractive colleague in my new office (thanks guy, you help me a lot for this) . Therefore, I can move my tiny footstep towards the future challenges offered by the city. Struggling for A Hope, A New Hope and A New Hope Again.... Staring at the way I post myself onto the city-life things that making me a crystal clear understanding that I'm now a part of "MOTHER OF CITY" citizen and get use to deal with... A civilize city with a very rude monkey-drivers on the thin roads. A civilize city with a humble idiot government. A civilize city with a crowd of junk lies pushing away the truth-believing in mind. A civilize city with a full good hopes behind the scene. A civilize city in the depth of misery. I am in it. I belong to her now. My city. My Jakarta. Long live JAKARTA. Long live Jakarta. Long live everything. Hidup Jakarta!!
...... ......
This story written after my 5.5 months living in Jakarta. |
posted by Poernomo @ 10:36 PM |
|
|
KONSEP “COMPOUND INTEREST” |
Sunday, February 18, 2007 |
Secara mendasar bunga biasa hanya memberikan keuntungan dari investasi awal yang ditempatkan. Misal, Anda menempatkan dana sebesar Rp1 juta rupiah, dan diperjanjikan akan diberikan keuntungan sebesar 6% per tahunnya. Nah, dengan bunga biasa di akhir tahun pertama Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp60.000. Kemudian di tahun kedua Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp60.000 dan seterusnya. Perhitungan keuntungan hanya diperoleh dari investasi awal saja.
Sedangkan konsep bunga berbunga berbeda. Dari investasi awal yang Rp1 juta Anda akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun sebesar Rp60.000. di tahun selanjutnya, perhitungan investasi berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi di tahun sebelumnya (Rp1 juta + Rp60.000), jadi keuntungan yang iddapat di tahun kedua menjadi Rp63.600. Di tahun selanjutnya keuntungan dihitung berdasarkan, (Rp1.060.000 + Rp63.600) x 6% = Rp67.416 dan seterusnya.
Jelas sekali dari contoh di atas, bahwa konsep bunga-berbunga memberikan keuntungan yang lebih besar. Tapi mengapa banyak orang yang gagal untuk memanfaatkan keuntungan dari konsep ini? Karena konsep ini adalah sebuah proses bukan hasil. Seperti halnya perencanaan keuangan yang Anda kembangkan, itu merupakan proses bukan hasil akhir. Banyak orang yang tidak memahami untuk mencapai tujuan akhir tentunya harus melalui proses. Seorang juara marathon kelas dunia, harus berlatih keras agar dapat menjadi yang terbaik. Prosesnya bagi mereka adalah berlatih dengan giat.
”The Rule of 72” Rule 72 adalah cara mudah untuk mengestimasi bagaimana dana Anda dapat berkembang pada tingkat suku bunga yang berbeda. Ini dapat memberikan masukan kepada Anda untuk merencanakan tabungan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rule 72 ini membantu Anda menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat. Caranya: dengan membagi 72 dengan bunga yang Anda peroleh dari investasi yang ditempatkan. Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan dana Anda untuk tumbuh menjadi dua kali lipat. Misalkan, bunga yang Anda peroleh dari tabungan adalah sebesar 6%, maka dana Anda akan bertumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu 12 tahun (72/6 = 12).
Sebaliknya, bila Anda membagi 72 dengan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mejadikan dana Anda bernilai dua kali lipat, maka perhitungan itu akan memberikan tingkat suku bunga yang harus Anda dapatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Cobalah dengan kondisi Anda saat ini.
Lebih Lanjut dengan “Rule 72”—Interval Jangka waktu yang dibutuhkan agar dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat disebut sebagai interval. Sebagai illustrasi, misalkan Anda ingin mempersiapkan kebutuhan pensiun Anda di usia 55 tahun. Saat ini Anda berusia 30 tahun. Bila instrument yang Anda pilih memberikan tingkat suku bunga sebebsar 6%, jadi dana yang Anda miliki akan menjadi dua kali lipat dalam 12 tahun. berapa banyak interval yang terjadi selama proses perencanaan tersebut?
Jawabnya, kurangi usia Anda, 30 tahun dari waktu tujuan keuangan yang diinginkan, 55 tahun, hasilnya 25 (55-30). Bagi nilai tersebut (25) dengan 12 = 2,1 interval. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebebsar Rp100 juta, dana Anda bisa bernilai Rp200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp400 juta di usia Anda 54 tahun.
Nah sekarang, bila Anda bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih baik, sebut saja 10%, maka uang Anda akan berlipat dua setiap 7,2 tahun. Berapa interval yang Anda miliki sekarang? Jadi, 25 dibagi 7,2 = 3,5. Ini berarti bahwa dana awal Rp100 juta yang Anda miliki bisa menjadi Rp1 miliar di saat Anda berusia 55 tahun. Sayangnya, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi pula risikonya. Sedikit yang bisa menerima risiko yang lebih besar, kecuali mereka memahami apa arti risiko investasi dan apa yang terjadi bila mereka tidak mengambilnya.
Dalam hal investasi, ada dua risiko yang harus dihadapi oleh setiap individu. Mereka harus menghadapi risiko kehilangan modal awal karena harus melikuidasi investasi di saat pasar sedang turun atau risiko kehilangan daya beli karena adanya inflasi. Oleh karenanya, menyeimbangkan antara dampak inflasi dan tingkat risiko yang sebaiknya diambil menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Memahami Kekuatan Interval Sekarang kita tau berapa lama waktu yang dibutuhkan Rp1 menjadi Rp2, itu bergantung pada tingkat suku bunga yang diperoleh. Nah sekarang, berapa waktu yang dibutuhkan Rp2 menjadi Rp3? Atau Rp4 menjadi Rp5? Mari kita pelajari dari diagram di atas, di mana dibutuhkan satu interval penuh untuk melipat gandakan Rp1 menjadi Rp2.
Di interval kedua, di mana Rp2 menjadi Rp4 rupiah dalam satu interval penuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rp2 menadi Rp3 hanya membutuhkan setengah interval (1/2). Sekarang bagaimana dengan Rp4 menjadi Rp5 rupiah? Rp4 menjadi Rp5 rupiah hanya membutuhkan seperempat (1/4) interval.
Jadi kalau kita lihat di sini, sangat jelas bahwa compound interest bukan merupakan persamaan linear. Tapi itu merupakan fungsi geometrik. Fungsi linear adalah 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Sedangkan fungsi geometrik adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya. Perhatikan bahwa perkembangannya akan semakin besar dengan berjalannya waktu. Jelas sekali disini bahwa compound interest sangat menguntungkan. Pikirkan, dibutuhkan waktu 12 tahun (dengan asumsi tingkat bunga 6%) untuk mencapai pertumbuhan di interval pertama. Tapi hanya membutuhkan waktu 6 tahun di interval kedua untuk memberikan perkembangan yang sama. Akan tetapi, hanya membutuhkan waktu 3 tahun di interval ketiga untuk memperoleh pertumbuhan yang sama. Jadi sapat disimpulkan bawah compound interest akan bertambah keuntungan bila Anda tetap menjalannya selama jangka waktu yang lama.
Jangan Memutus Rantai Compound Interest Jelas sekali dari ulasan di atas bahwa membutuhkan waktu untuk melihat dampak yang dinamis dari compound interest. Oleh karena itu, kami anjurkan agar Anda jangan pernah memutuskan rantai dari compound interest. Apa yang terjadi bila Anda memutuskannya? Maka Anda akan kembali ke interval pertama (kurva awal) dan harus memulai kembali interval baru (lihat diagram dibawah ini). Bila Anda memutuskan rantai compound interest maka Anda harus memulainya dari awal kembali.
Bila Anda TIDAK memutus rantai compound interest maka hasilnya akan dirasakan sangat besar di 3 tahun terakhir.
Banyak orang yang gagal untuk mempertahankan rantai compound interest karena berbagai hal. Hal ini mungkin saja terjadi karena di awal-awal tahun perkembangan dari investasi dirasa sangat lambat—membosankan. Sehingga mereka memutuskan untuk mencairkannya. Saran yang bisa kami sampaikan adalah miliki tujuan keuangan yang spesifik, karena dengan adanya tujuan tersebut akan lebih memotivasi Anda untuk tetap mempertahankan investasi sampai jangka waktu yang diinginkan. Apalagi bila tujuan tersebut adalah tujuan jangka panjang.
Semoga ulasan ini membuka mata kita semua akan dampak compound interest terhadap investasi yang kita tempatkan. Akhir kata, ada tiga hal yang bisa mempercepat pertumbuhan investasi yang Anda miliki, pertama adalah modal awal yang ditempatkan. Tapi itu bukanlah segalanya. Anda bisa melakukan dengan berkala. Kedua, adalah tingkat pengembalian. Tentunya semakin tinggi ekspektasi tingkat keuntungan akan berdampak juga terhadap kenaikan risikonya. Sesuaikan dengan toleransi risiko Anda, jangka waktu serta kebutuhan akan tingkat likuiditas. Dan terakhir adalah waktu. Saran kami, laukan program menabung sedini mungkin, manfaatkan dampak compound interest dengan waktu yang Anda miliki. |
posted by Poernomo @ 9:09 PM |
|
|
Peluang Usaha: Manisnya Laba Jagung Manis |
Tuesday, December 26, 2006 |
Menjajal usaha jagung manis gerobak
Usaha jualan jagung manis kelas gerobak amat menguntungkan. Modal awalnya hanya Rp 8 juta. Keuntungannya lebih dari 20% dan bisa balik modal dalam beberapa bulan.
Syahdan, Ema Holiza tengah berjalan-jalan di kawasan Pondok Indah Mal (PIM), Jakarta. Tanpa sengaja, matanya tertumbuk pada sebuah gerai kudapan jagung manis berlabel Daily Fresh yang tengah dikerubungi puluhan pembelinya. "Saya heran, kok gerobak itu ramai sekali," kenang Ema. Penasaran, Ema pun berburu informasi cara membuka gerai jagung manis tersebut. Kebetulan, sudah cukup lama dia berniat membuka usaha sendiri.
Ema pun menghubungi PT Daily Fresh Indonesia, perusahaan yang menawarkan kerja sama penjualan jagung manis. Dia mengaku tertarik dengan skema kerja sama yang ditawarkan Daily Fresh. Berbeda dari tawaran waralaba yang biasanya memerlukan modal puluhan sampai ratusan juta rupiah, modal untuk membuka gerai Daily Fresh hanya Rp 8 juta. Sudah begitu, tidak ada biaya tetek-bengek seperti royalty fee dan franchise fee atau biaya bagi keuntungan. "Skema ini cocok untuk pengusaha pemula seperti saya yang tidak kuat pada risiko yang tinggi," ujar Ema.
Oktober 2003 lalu, Ema pun resmi membuka gerai jagung manisnya yang pertama di Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Begitu buka, gerai kudapan jagung manisnya langsung diserbu pembeli. Per hari ia bisa menjual sekitar 150 cups (gelas plastik yang digunakan sebagai kemasan untuk menjual jagung manis).
Sukses di Siloam, Ema pun mengembangkan sayap bisnis jagung manisnya ke berbagai lokasi lain.
Kini, Ema sudah memiliki empat gerai Daily Fresh, yakni di RS Siloam, RS Husada, Mal Pluit, dan Mal Kartini (Lampung). Setiap gerai miliknya mampu menjual minimal 100 cups jagung manis per hari. Dengan harga jual Rp 6.000 per cup, dari keempat gerai jagung manisnya, paling tidak Ema mengantongi omzet sekitar Rp 2,4 juta per hari atau Rp 72 juta per bulan (dari 4 gerai).
Tidak menggunakan skema waralaba
Manisnya usaha gerai jagung manis juga dibuktikan Agus Santosa, pemilik gerai Daily Fresh di Yogyakarta dan Solo. "Kini saya sudah punya tujuh gerai, enam di Yogyakarta dan satu di Solo," ujar Agus bangga. Ketujuh gerainya kini bisa menjual minimal 1.000 kg jagung manis per bulan. Jika 1 kg jagung manis bisa dijual dalam 10 cups, tiap bulan Agus menjual 10.000 cups jagung manis. Dengan harga Rp 6.000 per cup, omzet Agus mencapai Rp 60 juta per bulan.
Bila Anda juga ingin mencoba peruntungan di bisnis jagung manis ini, caranya tidak sulit. Anda tinggal menghubungi perusahaan-perusahaan yang menawarkan kerja sama penjualan jagung manis tersebut. Saat ini setidaknya ada dua perusahaan yang menawarkan kerja sama semacam itu, yakni: Daily Fresh Indonesia dengan merek Daily Fresh dan PT Anvic Multi Bisnis yang mengusung label Fresh Corn.
Daily Fresh dan Anvic sama-sama menawarkan pola kerja sama sederhana yang skemanya kurang lebih sama. "Pola kerja samanya seperti proses dagang atau jual-beli jagung manis biasa," ujar Andy Christoper, Direktur Anvic Multi Bisnis. Dalam kerja sama itu, Daily Fresh dan Anvic menjadi pemasok jagung manis. Mereka menjual jagung manisnya dengan harga antara Rp 18.000 hingga Rp 27.000 sekilogram. Sementara itu, Anda menjadi agen yang menjual jagung tersebut kepada konsumen dalam bentuk jagung manis matang. "Jadi, ini bukan waralaba," tandas David Basuki, Managing Director Daily Fresh Indonesia.
Karena bukan waralaba (franchise), Daily Fresh dan Anvic tidak memungut franchise fee dan royalty fee. Namun, mereka menetapkan berbagai ketentuan yang harus dipatuhi para agennya.
Ketentuan pertama, menyangkut bahan baku jagung manis. Para agen dilarang membeli jagung manis dari perusahaan lain; selain dari kedua perusahaan itu. "Agen juga tidak boleh mencampur jagung manis kami dengan jenis jagung lain. Kalau ketahuan bisa kami cabut izinnya," ujar David. Dia berkata, bibit jagungnya yang ditanam di daerah Sukabumi dan Cianjur itu khusus didatangkan dari Amerika. "Tingkat kemanisannya sudah kami ukur," tambahnya.
Harus pandai memilih tempat
Ketentuan lain, Daily Fresh dan Anvic menerapkan standar dalam pengolahan dan penyajian si jagung. Untuk itu, kedua perusahaan ini menyediakan paket investasi seharga Rp 8 juta. Dengan duit segitu, agen sudah memperoleh seluruh perlengkapan untuk berjualan jagung manis. Mulai dari gerobak, banner (logo), pendingin (freezer), pengukus (steamer), dan seragam untuk penjaga gerai tersebut. "Pelatihan pengolahan jagung juga sudah termasuk dalam paket ini," terang Andy.
Sebagai agen, Anda juga tidak bisa menjual jagung manis itu dengan harga yang asal-asalan. "Jagung manis biasa harganya Rp 6.000 per cup, sedangkan yang pakai keju harganya Rp 6.500 per cup," ujar Agus. Oh, ya, si agen juga harus membeli cup yang menjadi wadah jajanan jagung manis itu dari Daily Fresh atau Anvic. Harganya sekitar Rp 500 per cup.
Soal lokasi usaha, Anda memang bisa menentukan sendiri, sebab Daily Fresh maupun Anvic tidak mematoknya. Meski begitu, bila ingin sukses, Anda harus pintar memilih lokasi. Jangan hanya terpaku pada mal, trade center atau pusat perbelanjaan. Langkah Ema, yang membuka pasar-pasar baru di rumah sakit, bisa menjadi contoh. Selain itu, "Anda juga harus tahu bahwa makanan jagung manis ini bukan makanan yang mengenyangkan. Jadi, tidak cocok berada di food court," ujar Ema berbagi strategi. Menurut Ema, karena merupakan camilan, jagung manis ini lebih cocok dijajakan di tempat lalu-lalang orang seperti dekat pintu masuk atau eskalator.
Untuk ruang usaha, Anda memang harus mengeluarkan uang sewa di luar investasi yang Rp 8 juta. Umumnya, ongkos sewa ruangnya tidak mahal, sebab ruang yang Anda butuhkan untuk menaruh gerobak dagangan cukup sekitar dua meter persegi saja. Bila tak mau atau tak mampu membayar uang sewa, Anda bisa mengajukan pola bagi hasil dengan pemilik tempat.
Biaya lain yang harus Anda keluarkan adalah biaya bahan tambahan seperti garam, susu, dan keju yang diperlukan dalam mengolah jagung manis. Selain itu, bila Anda tak bisa mengurus sendiri gerai jagung tersebut, Anda tinggal mempekerjakan orang lain.
Nah, bila semua sudah beres, Anda tinggal memulai usaha dan memetik keuntungan. Bila lokasi Anda bagus dan semua berjalan lancar, Anda bisa mengekor sukses Ema yang dalam tempo 1-3 bulan sudah balik modal (untuk gerai di RS Husada dan RS Gleneagles). Hmm...manis jagungnya, manis pula labanya.
Tabel kalkulasi investasi klik ---> disini
PT Sarana Pangan Makmur (Daily Fresh Indonesia) Jl. Asem 2 No. 10 Cipete, jakarta Selatan Telpon 7504688/7504694 Fax 7504693
contact : Mr. Herman, Marketing & Sales Franchise Division
KUTIPAN: Info untuk menjadi agen antara lain: Sistemnya beli putus dengan biaya sbb: 1. Biaya Rp 10,000,000,- ( termasuk freezer kapasitas 50kg jagung), belum termasuk jagungnya sendiri. 2. Jika tanpa freezer, Rp 8,000,000,- belum termasuk jagungnya. 3. Kita akan terus berhubungan dengan PT. Sarana Pangan Makmur ini dalam hal pembelian jagung serta peralatan yang dibutuhkan dalam penjualan seperti cup, tutup cup dan sendoknya.
Sebagai pembeli kita perlu menyiapkan tempat juga penjaga - ilustrasi di Kontan yang disebutkan diatas, kira-kira akan memerlukan dua orang dengan gaji @Rp. 1,000,000,-/bulan.
Cara aplikasi: Ajukan applikasi via fax ke bagian marketing dengan mencantumkan nama, alamat, telpon, fax, copy KTP juga lokasi yg akan dipakai berjualan.Selanjutnya menunggu follow up dari mereka untuk masalah pembayaran dan kontrak.
Info peluang usaha di sarikan dari link peluang usaha kafe gaul, ada beberapa peluang usaha yg diulas disini.
Selamat berinvestasi!!! Ciaooo, |
posted by Poernomo @ 1:47 AM |
|
|
Kesalahan Umum Saat Membeli Asuransi |
Monday, November 13, 2006 |
Saya pribadi berpendapat bahwa,ada 4 kesalahan umum yang biasa dilakukan sebagian dalam membeli asuransi. 1. Membeli perlindungan asuransi untuk anak yang masih kecil. Jika sebuah keluarga kehilangan anak yang masih kecil, akan menyebabkan kehilangan secara emosional, bukan finansial!! Anda harus ingat bahwa anak yang masih kecil belum bekerja dan mendatangkan penghasilan atau belum memilik nilai ekonomis. Dengan demikian, membeli polis asuransi jiwa untuk anak kecil tidak bijaksana. Sebaliknya, orangtua yang memiliki anak seharusnya membeli polis asuransi. Ini merupakan langkah proteksi agar jika terjadi sesuatu yang buruk, pada orangtua nya, si anak yang ditinggalkan tidak terlantar.
2. Mencantumkan anak dibawah umur sebagai ahli waris. Anak dibawah umur tidak dapat menerima warisan, walinyalah yang dapat menerima warisan tersebut. Warisan itupun baru bisa diberikan kepada anak kelak jika si anak berusia 21 tahun atau telah menikah. Cantumkanlah wali dari anak anda yang akan membantu merawat anak anda selain pasangan apabila anda meninggal dunia. Jika anda tidak yakin juga akan wali tersebut, buatlah surat wasiat di hadapan notaris.
3. Tidak membeli asuransi untuk orang yang tidak bekerja. Sebagian orang berpendapat, seseorang yang tidak bekerja tak perlu membeli asuransi karena tidak memiliki penghasilan atau tidak memiliki nilai ekonomis. Akan tetapi, seorang ibu rumah tangga perlu juga memiliki perlindungan. Ibu rumah tangga memiliki banyak tugas, seperti memasak, mengantar anak ke sekolah dan membereskan rumah. Bandingkan jika tidak ada ibu rumah tangga dan keluarga anda harus membayar pengasuh anak, sopir, pembantu dan tukan kebun, berapa biaya yang harus dikeluarkan?Biaya inilah yang menjadi dasar perhitungan perlindungan yang harus dimiliki ibu rumah tangga.
4. Pembelian asuransi jiwa oleh orang yang tidak memiliki tanggungan. Jika anda berstatus lajang, sudah bekerja, tidak memiliki tanggungan seperti keponakan, orang tua atau orang lain yang bergantung secara finansial kepada anda, berarti anda tidak membutuhkan asuransi jiwa. Apalagi, jika anda memiliki tabungan atau investasi, justru tidak perlu asuransi jiwa sama sekali. Jika anda meninggal, yang diperlukan adalah biaya pemakaman dan uang untuk bayar utang-utang. Sebaliknya, untuk orang dengan kriteria tersebut, yang diperlukan adalah asuransi cacat dan penyakit kritis. Jika suatu saat anda sakit atau cacat permanen dan tidak dapat bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan, anda dapat manfaat dari asuransi cacat dan penyakit kritis itu.
Mudah-mudah penjelasan ini dapat membantu anda dalam pemahaman membeli polis asuransi jiwa. Be smart and reasonable...!!!
salam, Harry Poernomo |
posted by Poernomo @ 12:04 AM |
|
|
Menentukan Kebutuhan Asuransi Jiwa |
Sunday, November 12, 2006 |
Asuransi Jiwa adalah salah satu cara untuk mengelola risiko. Oleh karena itu, sebelum memutuskan mengambil asuransi jiwa, ada baiknya anda memahami keperluan keluarga dan menyesuaikannya dengan tawaran dari pihak penyelenggara asuransi.
Orang memerlukan asuransi karena inilah salah satu cara untuk mengelola risiko. Risiko tidak dapat ditolak, tetapi pengelolaan risiko mempunyai beberapa metode untuk mengantisipasinya. Tujuan pengelolaan risiko adalah untuk mengurangi dampak kerugian finansial yang mungkin terjadi.
Sayangnya, sebagian orang membeli polis asuransi dengan uang pertanggungan dibawah kebutuhan (underinsured). Ini karena mereka tak dapat menentukan berapa sebenarnya proteksi yang diperlukan.
Sebelum membeli polis asuransi dengan jumlah uang pertanggungan tertentu, sebaiknya anda mengetahui lebih dulu berapa nilai proteksi yang diperlukan. Nyawa memang tak bisa dinilai dengan suatu jumlah nominal, tetapi orang dapat "mengukurnya" dengan perhitungan yang disebut nilai ekonomis (economical value). Orang memiliki nilai ekonomis jika dia punya penghasilan dan ada orang lain yang bergantung hidup padanya. Sebaliknya, anak balita belum punya nilai eknomis karena tak berpenghasilan dan tak ada yang bergantung secara ekonomis kepadanya.
Untuk menghindari risiko kurang perlindungan, sebelum membeli polis asuransi sebaiknya anda melakukan perhitungan jiwa atau nilai proteksi yang tepat.
Ada beberap cara perhitungan sehingga kekurangan proteksi bisa dihindari. 1.Human Live Value (HLV) : Menghitung nilai kehidupan seseorang. HLV dihitung berdasarkan penghasilan bulanan, tahunan atau pengeluaran bulanan, tahunan dikalikan lamanya perlindungan yang diperlukan. Misalnya, seseorang berusia 35 tahun berpenghasilan Rp 5 juta dengan pasangan dan anak usia 5 tahun. Keluarga ini memerlukan asuransi selama 20 tahun. Berdasarkan metoda ini, kebutuhan proteksi asuransi jiwa yang harus dimiliki adalah:
Rp 5 juta per bulan X 12 bulan = Rp 60 juta per tahun X 20 tahun = Rp. 1,2 milyar.
Jadi, jika terjadi sesuatu pada orang tsb, dan dia tdk dapat menghasilkan uang lagi, harus ada proteksi sebesar Rp 1,2 milyar agar keluarganya tetap dapat hidup layak seperti saat dia masih ada, selama 20 tahun. Mengapa 20 tahun?Sebab, dalam jangka waktu itu diharapkan si anak sudah selesai kuliah dan dapat menghidupi diri sendiri. Semakin tinggi nilai proteksi, semakin tinggi pula premi yang harus dibayarkan.Jika nilai proteksi Rp 1,2 milyar tersebut dirasakan mahal, dapat pula dihitung berdasarkan rumus sama,tetapi menggunakan pengeluaran bulanan. Apabila dari penghasilan Rp 5 juta per bulan digunakan untuk biaya pengeluaran Rp 4 juta per bulan, maka perhitungannya : Rp. 4 juta X 12 bulan X 20 tahun = Rp 960 juta.
Jika dengan perhitungan HLV premi yang harus dibayar masih dirasa besar, maka ada metode lain, yaitu IBV.
2. Income Based Value (IBV) Perhitungan IBV menggunakan penghasilan atau pengeluaran bulanan sebagai dasar perhitungan. Caranya, hitung berapa investasi yang harus ditanamkan agar dapat menghasilkan dana Rp 4 juta seperti contoh diatas. Di Indonesia, salah satu investasi "bebas risiko" atau investasi dengan risiko paling minimal adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Akan tetapi dengan dikeluarkan Obligasi Ritel (ORI) yang saat ini tingkat suku bunganya lebih tinggi, dapat juga dikategorikan sebagai investasi beresiko paling minimal sehingga dapat digunakan dalam perhitungan IBV.
Contoh, tingkat bunga ORI 12 persen pertahun dikurangi pajak penghasilan 20 persen didapatkan 9,6 persen pertahun atau 0,8 persen perbulan. Untuk mendapatkan dana Rp 4 juta yang akan dijadikan pengeluaran per bulan, dengan bunga 0,8 persen per bulan, berapa investasi yang diperlukan?
Perhitungannya, Rp 4 juta/0,8 persen = Rp 500 juta. Jadi keluarga ini harus memiliki investasi "bebas risiko" untuk mendapatkan proteksi Rp 500 juta. Ini diperlukan agar keluarga itu tetap bisa memenuhi pengeluaran Rp 4 juta per bulan, apa pun yang terjadi.
Jika premi untuk membeli perlindungan sebesar Rp 500 juta masih anda rasa mahal, dapat dipakai cara lain, yaitu metode SBV.
3. Survival Based Value (SBV) : Kewajiban dan Utang. Cara ini memperhitungkan berapa kewajiban yang harus dilindungi dan berapa penghasilan yang harus dilindungi sampai orang yang ditinggalkan (survival) dapat bekerja. Metode ini mengasumsikan orang yang ditinggalkan belum bekerja dan akan bekerja setelah ditinggalkan kepala keluarga. Hal yang harus diperhatikan dari metode ini, antara lain, adalah semakin besar kewajiban atau utang yang harus dibayar, semakin besar nilai pertanggungan asuransi yg dibutuhkan. Selain itu, semakin tinggi pendidikan dan makin banyak pengalaman kerja pasangan, semakin cepat dia mendapat pekerjaan. Anda juga perlu menghitung dana darurat yang telah dimiliki.
Contoh, sebuah keluarga dengan dua anak, usia lima tahun dan tiga tahun. Sang ayah berusia 35 tahun berpenghasilan Rp 10 juta per bulan. Istri berusia 30 tahun dan baru setahun terakhir menjadi ibu rumah tangga. Sebelumnya si istri bekerja dengan penghasilan Rp 5 juta. Keluarga ini punya rumah yang dibeli dengan kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp 500 juta rupiah. Sisa utang KPR mereka sebesar Rp 350 juta itu dibayar dengan mencicil Rp 2 juta per bulan. Selain harus mencicil rumah, kebutuhan hidup keluarga ini sebesar Rp 5 juta per bulan. Masih ada lagi kewajiban mencicil investasi dan premi asuransi sebesar R 3 juta per bulan. Total pengeluaran per bulan mereka Rp. 10 juta. Mereka memiliki dana darurat sebesar Rp 50 juta. Lalu, seberapa besar perlindungan yang harus dimiliki keluarga ini? Dana darurat mereka sebesar Rp 50 juta cukup untuk menutup biaya hidup sehari-hari selama 5 bulan. Sementara itu, dengan memperhitungkan pengalaman kerja dan keahlian si istri, dapat diasumsikan dia akan mudah dan dalam waktu relatif cepat bisa kembali bekerja seperti sebelum berhenti dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga.
Penghasilannya kini kemungkinan dapat lebih besar 10-20 persen. Ini berarti potensi penghasilan baru keluarga ini adalah sebesar Rp 6 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya cicilan KPR sebesar Rp 2 juta per bulan karena biasanya sudah dilunasi asuransi kredit, biaya hidup baru turun menjadi sebesar Rp 8 juta. Pendapatan istri yang besarnya Rp 6 juta mengakibatkan keluarga ini masih mengalami kekurangan pendapatan sebesar Rp 2 juta per bulan.
Perhitungannya, Rp 2 juta X 12 X 20 tahun = Rp. 480 juta. Dengan perhitungan ini, diperlukan perlindungan sebesar Rp 480 untuk keluarga ini jika ditinggalkan oleh kepala keluarga dan si istri kembali bekerja.
Semoga penjelasan ini dapat membantu pemahaman anda dalam hal kebutuhan Asuransi Jiwa.
Salam, Harry Poernomo |
posted by Poernomo @ 10:46 PM |
|
|
Anda Seorang Pemula?Sekilas Tentang Forex .. |
Wednesday, November 08, 2006 |
Apa itu forex? Forex kependekan dari Foreign Exchange, atau pertukaran dari nilai mata uang yang berbeda, kegiatan forex tanpa disadari maupun sadar, sering dilaksanakan oleh semua orang didunia, bila anda berpergian keluar negeri pasti anda menukarkan mata uang anda dengan mata uang negara yang anda tuju. Atau contoh lain akibat dari kegiatan ekspor-impor, kebutuhan pasar serta institusi bank, pasti melakukan kegiatan tukar-menukar mata uang!
Apabila kita berdagang dengan memanfaatkan selisih petukaran antara harga beli dan harga jual yang fluktuatif setiap menitnya, biasanya disebut dengan trader yang biasanya melakukan perdagangan forex tersebut melalui trading house/brokers! Bisa online internet maupun via telp, atau dengan cara manual sekalipun!
Apa perbedaan pasar forex traditional dan pasar forex modern/online? Untuk pasar forex traditional level uang yang dipakai adalah 1:1, atau berarti untuk bertrading senilai $100 anda memerlukan uang $100, atau berarti untuk melakukan pasar traditional bisa dikatakan perlu modal yang besar, umumnya perdagangan traditional dilakukan secara offline di pasar2 FOREX.
Sedangkan pasar modern dalam perdagangannya menggunakan level dan margin, perdangangannya pun menggunakan media online.
Apa itu level dan margin? Level disini dalam pasar FOREX modern seperti contoh nya 1:100, atau artinya untuk memperdagangkan $100 modal yang perlu dipakai hanya 1:100 nya saja, atau $1 saja, $1 itu lah juga yang disebutkan dengan margin (atau disebut juga deposit untuk pembelian quantity $100).
Bagaimana mungkin $1 bisa untuk membeli $100 ?? well, karena sebenarnya bisa dikatakan broker lah yang mengeluarkan jumlah uang $100 tersebut untuk anda, sehingga anda hanya perlu mengeluarkan uang (Account deposit) untuk menanggung kerugian dan keuntungan dari transaksi $100 itu. Jadi $1 itu sebagai jaminan $100, dan sisa account laen sebagai penanggung kerugian dan keuntungan dari transaksi tersebut. Oleh karena sistem inilah trading forex modern lebih banyak diminati oleh orang dibandingkan tradisional
harus berhati-hati, karena level atau leverage bisa menjadi pedang bermata dua. Contohnya adalah:
Nah apabila anda bermain dengan $1 = $100, berarti sama dengan $1 adalah 0.1 lot, apabila uang anda ada $10 yang anda mainkan, setiap kenaikan 20pips berarti anda akan mendapatkan $20 tambahan, tetapi anda jangan lupa juga setiap penurunan 20pips anda berarti sudah mengalami kerugian minus $20, nah karena sebelumnya modal anda 10$, berarti brokers akan melakukan margin call karena uang anda tidak mencukupi! Alias uang anda hangus karena modal sudah habis hanya karena penurunan tadi!
Mata uang apa yang paling banyak diminati orang dalam bertrading? Well, sebagian besar orang bertrading mata uang utama dunia (negera2 G7 dan maju), alasan itu sendiri karena mata uang tersebut relatif stabil dan pergerakannya tidak terlalu tajam, dan lagi mata uang negara2 ini lah yang akan mempengaruhin pergerakan ekonomi dunia EUR/USD: Euro / US Dollar disebut dengan euro USD/JPY: US Dollar / Japanese Yen disebut dengan Dollar Yen; GBP/USD: British Pound / US Dollar disebut dengan Cable; USD/CHF: US Dollar / Swiss Franc disebut dengan Dollar Swiss, or Swissy; USD/CAD: US Dollar / Canadian Dollar disebut denganDollar Canada, or C-Dollar; AUD/USD: Australian Dollar / US Dollar disebut dengan Aussie Dollar; EUR/GBP: Euro / British Pound disebut dengan Euro Sterling; EUR/JPY: Euro / Japanese Yen disebut dengan Euro Yen; EUR/CHF: Euro / Swiss Franc disebut dengan Euro Swiss; GBP/CHF: British Pound / Swiss Francdisebut dengan Sterling Swiss; GBP/JPY: British Pound / Japanese Yen disebut denganSterling Yen; CHF/JPY: Swiss Franc / Japanese Yen disebut dengan Swiss Yen; NZD/USD: New Zealand Dollar / US Dollar disebut dengan New Zealand Dollar or Kiwi;
Apa yang dimaksud harga BID / OFFER? Coba perhatikan contoh mata uang Eur/USD berikut : 1.1810/1.1813, 1.1810 adalah harga bid dan 1.1813 adalah harga offer. Bid berarti adalah harga dimana broker(pedagang besar) mau membeli mata uang kita. Offer berarti adalah harga dimana broker(pedagang besar) mau menjual mata uang kepada kita. Jadi apabila anda memasang posisi buy, maka saat order buy tereksekusi yang dipakai adalah harga offer. Sedangkan saat memasang posisi sell, maka saat order sell tereksekusi yang dipakai adalah harga bid
Bagaimana cara mendapatkan keuntungan dalam bertrading? Cara nya yaitu dengan menganalisa pasangan mata uang mana yang akan naek atau turun, dan mengambil selisih nya dari perdagangan.
Apabila anda yakin mata uang tersebut akan menguat (naek) segera lakukan posisi buy, kemudian tunggu harga naek,lakukan closed (sell) saat mata uang tersebut melebihi harga beli anda tadi.
Apabila anda yakin mata uang tersebut akan melemah (turun) lakukan posisi sell, tunggu harga turun,lakukan closed (buy) saat mata uang tersebut dibawah harga jual anda tadi Seperti contoh nya begini:
Pembukaan Euro 1.1750 / 1.1753 , anda menganalisa bahwa euro akan naek menjadi posisi 1.1770/1.1767, maka bukalah posisi buy saat harga tersebut (maka anda membeli pada posisi 1.1753), dan saat posisi berubah menjadi 1.1770/1.1773 , lakukan closed posisi / menjual mata uang tersebut (pada posisi 1.1770)
Perhatikan contoh diatas, harga offer dan harga bid, perhatikan pula selisih harga buy dan sellnya, dan kapan anda menggunakan harga offer dan kapan menggunakan harga bid
Bagaimana cara mmenghitung profit yang kita dapat? Kita misalkan level platform forex yang kita pakai adalah 1:100 , maka cara menghitung profitnya adalah Profit = margin x ( selisih harga beli-jual / 100 )
contohnya selisih harga beli dan jual anda saat transaksi adalah 70 pips , dan margin yang dipakai (deposito) adalah $10 (untuk pembelian $1000) maka Profit = $10 x (70 / 100 ) = $7
Apa itu market price,stop order dan limit price? Pada saat anda membuka posisi tentu anda akan menjumpai option untuk membeli/menjual secara limit price atau market price. Market Price adalah membeli/menjual dengan harga saat itu yang ada di pasar. Stop order adalah membeli/menjual apabila arah pasar sesuai yang anda mau, permisalan begini harga USD/JPY saat itu 108.72 dan anda merasa akan bergerak lebih tinggi, anda dapet menaruh stop order untuk membeli di 108.82, apabila ternyata harga tidak sampai ke 108.82 maka order anda tidak akan tereksekusi.
Sedangkan Limit Price adalah anda menentukan sendiri kapan anda mau membeli/menjual pada tingkat harga berapa, atau dengan kata laen apabila tingkat yang anda minta tidak tersentuh maka harga tidak akan tereksekusi dan bisa di cancel kapan saja
Apa itu stop loss dan take profit? Stop loss adalah batasan harga terendah atau kerugian yang dapat anda tanggung Take profit adalah batasan harga tertinggi atau keuntungan yang dapat mau apabila order anda terkena salah satu dari batasan itu maka posisi akan tertutup otomatis |
posted by Poernomo @ 7:26 PM |
|
|
Berkenalan Dengan Reksa Dana (2) |
|
Oleh: Safir Senduk
Sebetulnya apa saja keunggulan reksa dana dibanding jenis investasi lainnya? Yang pertama, Anda yang belum biasa melakukan investasi akan sangat terbantu karena ada manajer investasi yang akan mengevaluasi investasi Anda setiap harinya. Anda tidak perlu bersusah payah mengevaluasi, karena Anda cukup mendapatkan report-nya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.
Yang kedua, Anda bisa melakukan investasi dengan jumlah dana awal yang kecil jumlahnya. Beberapa reksa dana bisa dimulai hanya dengan dana awal Rp 100.000,-. Bayangkan, Anda tentu tidak bisa membuka deposito dengan dana sekecil itu, bukan? Namun dengan reksa dana, dana sejumlah itu sudah bisa untuk melakukan investasi (salah satunya) ke dalam deposito.
Keuntungan ketiga adalah adanya diversifikasi atau penyebaran risiko. Dengan reksa dana, Anda bisa menyebar risiko investasi Anda dengan leluasa. Sebagai contoh, bila dana Anda hanya Rp 1 juta, maka Anda tidak mungkin bisa membuka beberapa deposito secara bersamaan di beberapa bank karena untuk membuka satu deposito saja dibutuhkan dana minimal Rp 500 ribu. Tapi dengan melakukan investasi di reksa dana deposito, maka uang Anda bisa tersebar di berbagai deposito dalam berbagai bank, tanpa Anda harus memiliki dana yang besar.
Keuntungan keempat adalah dari segi perpajakan. Pembelian maupun penjualan kembali UP dari produk reksa dana adalah bebas pajak. Ini dilakukan atas kebijakan pemerintah (Dirjen Pajak), untuk merangsang dunia investasi di Indonesia.
Bisakah Manajer Investasi Dipercaya?
Sebetulnya, kata "manajer" ditujukan bagi orang, bukan perusahaan. Tapi peraturan menyebutkan bahwa kata "Manajer Investasi" ditujukan bagi perusahaan yang mengelola investasi Anda. Orang-orang yang bekerja di dalamnya hanya disebut Wakil Manajer Investasi. Kadang-kadang disebut juga Tim Pengelola Investasi, atau Komite Investasi (Anda bisa melihatnya di prospektus Anda). Dalam bahasa keuangan, orang yang tugasnya mengelola dana investasi seperti ini disebut fund manager.
Tidak sembarang orang bisa menjadi fund manager. Dia harus mendapatkan izin dari Pemerintah (BAPEPAM atau Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal). Untuk mendapatkan izin tersebut, maka seorang calon fund manager harus melalui ujian yang tingkat kesulitannya sangat tinggi. Untuk mengetahui siapa saja fund manager atau anggota Tim Pengelola Investasi Anda, Anda bisa membacanya di prospektus reksa dana Anda.
Bagaimana Kalau Perusahaan Reksa Dananya Bangkrut?
Produk Reksa Dana diterbitkan oleh Perusahaan Reksa Dana, yang sekaligus bertindak sebagai manajer investasi. Karena itu, perusahaan Manajer investasi hidup dari komisi yang diterimanya sewaktu investor membeli UP (Unit Penyertaannya). Besar komisi ini biasanya maksimal sekitar 3% dari nilai UP yang dibeli nasabah. Dari komisi-komisi yang terkumpul inilah perusahaan reksa dana ini "menggaji" dirinya sendiri. Terkadang, komisi juga didapat bila nasabah menjual kembali UP yang mereka miliki.
Mungkin saja terjadi, pendapatan yang diterima manajer investasi dari komisi-komisi tersebut lebih kecil daripada biaya-biaya yang harus dia keluarkan untuk membiayai perusahaannya. Akibatnya, bisa saja manajer investasi (Perusahaan Reksa Dana) ini tidak bisa hidup lebih lama, dan akhirnya bangkrut. Pertanyaannya, apakah harta Reksa Dana yang dibeli para investor ikut hilang?
Jawabannya: tidak. Menurut peraturan, harta Reksa Dana harus disimpan dalam sebuah tempat terpisah, yang disebut dengan nama Bank Kustodian. Bank Kustodian adalah sebuah lembaga/badan yang sudah memiliki izin dari BAPEPAM untuk bisa menyimpan harta dari suatu aset reksa dana. Perusahaan Reksa Dana tidak boleh menyimpan sendiri harta reksa dananya. Dia harus menyimpannya di tempat lain, yaitu pada Bank Kustodian.
Jadi, bila Perusahaan Reksa Dana/Perusahaan Manajer investasi bangkrut, maka harta Reksa Dana yang Anda miliki dijamin tetap aman. Bacalah prospektus reksa dana Anda, di situ akan tertulis Bank Kustodian mana yang dipakai oleh perusahaan reksa dana Anda.
PEMBAGIAN REKSA DANA
Berdasarkan produk investasi yang dipilih oleh manajer investasi, ada 4 macam produk Reksa Dana: Reksa Dana Saham. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer investasi kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam saham. Dari segi potensi keuntungan, Reksa Dana Saham dianggap bisa memberikan potensi keuntungan paling besar. Ini karena sifat saham yang nilainya bisa naik dan bisa juga turun, di mana kenaikannya bisa besar sekali, tapi penurunannya juga bisa besar sekali. Karena itulah, Reksa Dana Saham paling berisiko dibanding ketiga produk Reksa Dana yang lain.
Reksa Dana Pendapatan Tetap. Ini adalah produk Reksa Dana di mana manajer investasi kebanyakan menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu obligasi. obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dan dijual kepada masyarakat. Potensi keuntungan yang diberikan Reksa Dana Pendapatan Tetap biasanya dianggap tidak sebesar seperti pada Reksa Dana Saham. Namun demikian, potensi penurunan nilainya biasanya juga tidak besar. Itulah sebabnya, Reksa Dana Pendapatan Tetap risikonya dianggap lebih kecil daripada Reksa Dana Saham.
Reksa Dana Campuran. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang nasabahnya biasanya secara sama rata ke dalam saham dan obligasi. Untuk risiko, karena Reksa Dana ini merupakan reksa dana yang mencampur saham dan obligasi, maka dianggap lebih besar daripada Reksa Dana Pendapatan Tetap, tapi lebih kecil daripada Reksa Dana Saham.
Reksa Dana Pasar Uang. Di sini manajer investasi menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam produk-produk Pasar Uang seperti Deposito, SBI, dan Obligasi Jangka Pendek. Pada Reksa Dana ini, potensi keuntungannya jauh lebih kecil dari ketiga reksa dana di atas, namun pasti. |
posted by Poernomo @ 7:23 PM |
|
|
Berkenalan Dengan Reksa Dana (1) |
|
Oleh: Safir Senduk
Dalam Bahasa Inggris, Reksa Dana dikenal dengan nama mutual fund.
Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama-sama), dan investasi ini dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi. Perusahaan manajemen investasi adalah perusahaan yang kerjanya mengelola investasi nasabahnya.
Sebagai contoh, ada investor A, B, C, D, dan E masing-masing memiliki uang berbeda-beda dan memutuskan untuk melakukan investasi secara bersama-sama. Di sini, mereka bisa menggabungkan semua uang yang mereka miliki untuk diserahkan pengelolaan investasinya pada sebuah perusahaan manajemen investasi.
Nantinya, apabila investasi itu memberikan keuntungan, katakan sebesar 15% dalam setahun, maka masing-masing dari investor tersebut akan mendapatkan keuntungan yang besarnya sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan. Tapi bila investasi itu merugi, tentu saja masing-masing dari mereka juga akan merugi sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan tadi.
Nah, bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama) di mana pengelolaan investasinya diserahkan kepada sebuah perusahaan manajemen investasi inilah yang disebut dengan nama investasi Reksa Dana. Perusahaan Manajemen Investasi (selanjutnya kita sebut saja Manajer Investasi) inilah yang lalu akan melakukan investasi ke berbagai macam produk investasi seperti saham, deposito, surat utang, dan lain sebagainya. Reksa Dana sebetulnya merupakan cara yang baik untuk melakukan investasi, karena investasi Anda dikelola oleh tim pengelola investasi yang memang cakap dan (biasanya) berpengalaman.
Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana?
Dalam prakteknya, Manajer investasi tidak menunggu investor untuk memasukkan uang lebih dulu sebelum mereka membeli produk investasi, tapi dibalik. Mereka beli dulu produk-produk investasinya, baru kemudian investasi itu dijajakan kepada investor.
Bagaimana caranya? Oke, pertama-tama, manajer investasi (yang menerbitkan Reksa Dana) akan mengundang sejumlah pihak untuk menjadi sponsor/promotor (penyandang dana). Dari sponsor inilah akan didapat dana yang cukup besar, yang akan dialokasikan ke sejumlah produk investasi.
Untuk contoh, kita misalkan saja total dana yang didapat dari sponsor adalah Rp 1 triliun. Dana sebesar itu, oleh Perusahaan Reksa Dana (melalui tim pengelola investasi-nya) akan dibelikan sejumlah investasi, seperti dibelikan sejumlah deposito di berbagai bank, dengan jangka waktu satu bulan. Contoh seperti Tabel 1.
Setelah itu, Perusahaan Reksa Dana akan membagi investasi tersebut ke dalam pecahan-pecahan kecil, yang disebut dengan nama Unit Penyertaan (UP), dimana masing-masing UP akan bernilai Rp 1.000. Sehingga dari total investasi senilai Rp 1 triliun seperti dicontohkan diatas akan didapat UP sebanyak Rp 1 triliun : Rp 1.000 = 1 miliar UP.
Nah, UP inilah yang akan diterbitkan dan dijual ke masyarakat. Dengan demikian, investasi yang dilakukan oleh investor adalah dengan cara membeli UP itu. Untuk menyeragamkan, maka UP Reksa Dana pada awalnya selalu dijual dengan harga awal Rp 1.000. Dalam hal ini, harga atau nilai UP tersebut disebut juga dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Jumlah UP yang dibeli investor berbeda-beda, ada yang hanya membeli 100 UP, tetapi ada juga yang membeli 1.000, 5.000, atau bahkan 10.000 UP. Semua itu tergantung dana masing-masing investor. Selain itu, investor juga harus membayar komisi untuk Perusahaan Reksa Dana, yang biasanya maksimal sekitar 0,75% sampai dengan 3% dari total investasi Anda. Sebagai contoh, bila Anda membeli 1.000 UP dengan harga total Rp 1.000.000, maka Anda harus menambahkan sekitar Rp 7.500 sampai Rp 30.000 untuk komisi manajer investasi.
Dalam dunia reksa dana, komisi untuk manajer investasi ini sering disebut dengan nama "biaya penjualan". Ini karena komisi tersebut harus Anda bayar pada saat Anda membeli UP yang dijual itu.
Selanjutnya, karena reksa dana diatas dialokasikan ke dalam Deposito Berjangka 1 bulan, maka tentunya setelah 1 bulan, akan ada bunga deposito yang didapat, sehingga akibatnya NAB dari UP Anda akan naik. Dalam contoh di atas, kita misalkan bahwa masing-masing deposito akan memberi bunga yang sama (meski kenyataannya akan berbeda-beda), seperti contoh tabel 2.
Menurut contoh tersebut, nilai UP yang tadinya dibeli seharga Rp 1.000, setelah satu bulan telah naik menjadi Rp 1.010. Ini berarti, dalam 1 bulan, si pemilik UP (investor) telah mendapatkan kenaikan NAB sebesar 1% per bulan.
Dalam kenyataannya, perubahan NAB suatu reksa dana sangat bergantung pada instrumen investasi yang dipilih tim pengelola investasi. Apabila mereka memilih instrumen deposito sebagai produk investasinya, maka NAB reksa dananya akan terus naik dan tidak mungkin mengalami penurunan. Ini karena sifat deposito yang pasti memberikan keuntungan berupa bunga, sehingga akan terus menambah nilai aset reksa dana.
Tapi ada juga reksa dana yang khusus berinvestasi ke dalam saham. Saham, tidak seperti deposito, memiliki kemungkinan keuntungan yang tidak pasti sifatnya. Bisa naik, bisa pula turun. Karena itu, nilai UP pada reksa dana saham memiliki kemungkinan untuk naik dan juga untuk turun. UP yang tadinya Anda beli seharga Rp 1.000, misalnya, bisa saja jadi Rp 900 pada satu bulan kemudian karena saham-saham yang dipilih oleh manajer investasi turun nilainya. Di sisi lain, bila nilai saham naik, besar kenaikan tersebut bisa lebih besar daripada deposito. Itulah sebabnya, reksa dana jenis ini disebut dengan nama reksa dana growth income.
Reksa dana lainnya ada yang berinvestasi ke dalam obligasi (surat hutang), dan ada juga yang berinvestasi ke dalam kombinasi dari dua atau lebih instrumen investasi, semisal gabungan saham dan obligasi, atau obligasi dan deposito.
Jadi, sebelum membeli reksa dana, tanyalah pada si penjual reksa dana atau bacalah terlebih dahulu prospektusnya (penjelasannya) sehingga Anda tahu reksa dana jenis apakah yang akan Anda beli. Apakah itu reksa dana yang mengalokasikan investasinya pada saham, obligasi, deposito, atau kombinasi antara dua atau tiga instrumen investasi.
Menjual Kembali Reksa Dana Yang Telah Anda Miliki
Setelah beberapa waktu, Anda bisa menjual kembali UP yang Anda miliki kepada perusahaan reksa dana Anda. Jenis reksa dana di mana Anda bisa menjual kembali UP Anda kepada perusahaan penerbitnya disebut dengan nama Reksa Dana Terbuka (open end mutual fund). Lawan dari Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana Tertutup (closed end mutual fund). Reksa Dana Tertutup adalah jenis reksa dana di mana Anda tidak bisa menjual UP yang Anda miliki kepada penerbitnya, tapi Anda hanya bisa menjualnya kepada investor yang lain, dan penjualan tersebut harus dilakukan lewat bursa.
Untuk Reksa Dana Terbuka, bila sewaktu-waktu Anda ingin menjual UP Anda, maka Anda bisa menjualnya kembali kepada penerbit reksa dana Anda, dan perusahaan reksa dana dilarang untuk menolak penjualan kembali UP dari nasabahnya. Ini tentunya akan menguntungkan Anda.
Sebaliknya, pada Reksa Dana Tertutup, proses penjualan kembali sering mengalami hambatan karena tidak selalu ada investor yang mau membeli UP Reksa Dana Anda. Jadi dengan kata lain, UP dari Reksa Dana Terbuka lebih likuid dari UP pada Reksa Dana Tertutup. |
posted by Poernomo @ 7:23 PM |
|
|
Kecerdasan Finansial Anak |
|
Oleh: Mike Rini Dikutip dari Danareksa.com
Dalam segala hal yang berkaitan dengan uang, jangkauan berpikir seorang anak belum seluas orang dewasa. Apa yang penting untuk Anda, belum tentu penting bagi mereka Mereka tidak selalu setuju, kemungkinan besar malahan akan membantah, juga melakukan kesalahan-kesalahan dalam mengelola uangnya adalah hal-hal yang akan Anda hadapi dalam proses mengajarkan pengelolaan uang pada anak. Namun, bukankah cara anak kita belajar tentang uang sama dengan cara kita belajar tentang uang juga hal-hal lain yang sangat penting dalam hidup ini. Yaitu dengan selangkah demi selangkah membuat makin sedikit kesalahan dan menjalani konsekuensinya.
Karena itu memaksakan logika berpikir orang dewasa kurang tepat diterapkan kepada anak-anak. Artinya jika Anda ingin mengajarkan nilai uang pada anak, tempatkan diri Anda terlebih dahulu pada posisi mereka. 3 konsep pendekatan berikut ini, mudah-mudahan bisa membantu Anda membangkitkan kecerdasan finansial untuk anak Anda
Pendekatan I : Menabung Dengan Suka Cita
Orang tua seringkali tanpa sadar memaksa anak-anak untuk menabung. Tiap kali mereka punya uang lebih yang didapat dari nenek, paman, bibi atau bahkan Anda sendiri, tanpa sadar Anda melarang mereka untuk membelanjakannya. Mungkinkah Anda ngeri membayangkan apa yang dilakukan anak-anak jika mereka bebas membelanjakannya dan menyebabkan masalah saat mereka tidak diawasi? Hal ini menyebabkan perintah menabung dari orang tua dirasakan oleh anak malah lebih sebagai penjara tempat orang tua menahan uang milik anak-anak mereka agar tak bisa dipakai.
Kegiatan menabung adalah kegiatan yang ditujukan untuk suatu hasil dimasa depan. Uang hasil menabung tidak digunakan sekarang tetapi suatu saat nanti. Buat orang dewasa masa depan berarti bertahun-tahun kemudian, misalnya membayar uang pangkal masuk perguruna tinggi anak, membeli rumah atau persiapan pensiun. Buat anak-anak masa depan jika berkaitan denagn uang adalah ketika 6 bulan lagi bisa membeli play station sendiri, 3 bulan lagi beli jam tangan baru, atau bulan depan bisa nonton konser group musik yang digemarinya. Anak-anak bisa jadi lebih bersemangat menabung untuk jangak pendek ini. Karena itu memaksakan konsep menabung untuk masa depan dengan hitungan waktu bertahun-tahun kemudian akan sulit diterima anak-anak. Menabung dengan tujuan menyimpan uang selama mungkin, buat anak-anak sama saja dengan tidak ada kesempatan menggunakan uang tersebut.
Orang tua sebaiknya tahu, bahwa arti masa depan buat anak berbeda dengan Anda. Pahamilah bahwa waktu berjalan lebih lambat bagi anak kecil daripada bagi orang dewasa. Karena itu persepsi masa depan untuk anak adalah waktu yang tidak terlalu lama, biasanya kurang dari satu tahun, sebab jangka waktu masa depan untuk anak jauh lebih pendek daripada orang dewasa.
Menabung tidak akan memiliki arti, kecuali jika dilakukan dengan sukarela. Jika orang tua secara otomatis menyita uang anak, entah itu hadiah berupa uang atau uang saku dan memasukannya ke celengan atau ke bank, anak Anda tak akan menganggap bagian yang disitu itu miliknya, terutama jika tujuan Anda adalah menabung untuk membayar sekolah atau pengeluaran lain yang buat anak-anak masih jauh didepan.
Kita sendiri sebagai orang tua tidak menganggap menabung untuk diri kita sebagai bentuk hukuman. Kita yakin menabung akan membuat hidup kita lebih baik dan bahwa hasilnya akan bisa kita nikmati. Jika kita sedikit mengorbankan pengeluaran saat ini, kita yakin pada masa yang bisa diperkirakan, kita akan bisa membeli mobil yang lebih bagus, pindah ke rumah yang lebih besar, mengirim anak-anak kita ke perguruan tinggi favorit, atau pensiun dini. Dengan kata lain, kita menabung untuk alasan egois. Kita membelanjakan lebih sedikit uang sekarang agar bisa membelanjakan lebih banyak uang pada masa yang akan datang.
Karena itu untuk memotivasi anak-anak agar mau belajar menabung, maka mereka memerlukan alasan egois yang masuk akal bagi mereka. Agar bisa menarik bagi anak-anak, menabung harus bisa membuat hidup anak-anak lebih baik dan bisa mewujudkan tujuan keuangannya, sama seperti yang Anda rasakan. Manfaat itu juga harus dapat dirasakan pada masa yang bagi anak-anak terasa masuk akal, alih-alih ditekan sejauh mungkin ke masa depan yang tidak ada dalam alam pikiran anak-anak.
Konsep Kebebasan Mengambil Keputusan
Anak-anak perlu mengendalikan uang mereka sendiri. Mengapa? Karena jika uang yang mereka belanjakan bukan benar-benar milik mereka, anak-anak tak punya alasan yang memaksa untuk memperhatikan bagaimana menghabiskannya. Anak-anak yang seringkali merengek minta orang tuanya membelikan sesuatu menandakan dia tidak peduli dan kurang bertanggung jawab dengan uang orang tuanya, dan untuk apa mereka bertanggung jawab, toh itu bukan uang mereka? Akan tetapi, anak-anak sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka sendiri. Bukan berarti semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang dibolehkan, anak sebaiknya diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan Anda mungkin bisa menawarkan saran berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memilki kontrol atas uang mereka sendiri tidak punya alasan untuk tidak meminta uang dan akan segera menghamburkan uang yang mereka dapatkan.
Memegang kendali atas uang mereka sendiri memaksa anak-anak melawan dan menimbang keinginan mereka yang sebenarya. Hal ini juga membebaskan orang tua dari keharusan peran yang selalu menghakimi dan menasihati dalam masalah keuangan keluarga. Jika anak Anda ingin membeli mainan, dia tidak perlu meyakinkan Anda bahwa pembelian itu berguna, tetapi dia harus meyakinkan dirinya sendiri. Dan jika dia memutuskan untuk meminta pendapat Anda, dia tahu pendapat Anda akan cukup adil. Sehingga pertanyaan yang harus dijawab anak Anda bukanlah “Bagaimana cara membujuk Anda untuk membayar mainan ini? “ melainkan “ Apakah mainan ini benar-benar kuinginkan?”.
Konsep Orang Tua Sebagai Teladan
Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga, begitula seorang anak maka begitulah juga orang tuanya. Seorang anak memangh cerminan sifat dan kebisaan orang tuanya, hampir seperti salinan atau fotocopy. Jadi lakukanlah hal hal yang sesuai dengan apa yang anda ajarkan kepada anak anda, jangan hal yang sebaliknya. Anda mengajarkan untuk berhemat, tapi anda sendiri malah boros. Sebenarnya setiap hari kita telah mengajarkan tentang uang pada anak. Kita mengajarkan uang kepada mereka setiap kali anggaran belanja kebobolan, tampak bahagia atau sedih setiap kali pulang kerja, membayar tagihan kartu kredit tepat waktu atau menumpuk utang sampai membengkak. Selama masa kecil, pelajaran yang diberikan tanpa sadar ini seringkali meninggalkan kesan lebih mendalam dibandingkan apapun yang kita katakan kepada mereka. Oleh karena itu cara terbaik utnuk mengajarkan uang kepada anak-anak adalah dengan menjalani hidup dimana uang digunakan dengan tepat dan selalu memberikan teladan yang baik tentang penggunaan uang. |
posted by Poernomo @ 6:36 PM |
|
|
Pengertian, Definisi dan Rumus BEP/Break Even Point |
Wednesday, November 01, 2006 |
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
Rumus Analisis Break Even : BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi. - Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
Contoh : Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tatap sebesar Rp. 10.000.000
BEP = 10.000.000 / (10.000 - 5.000) BEP = 20.000
Jadi diperlukan memproduksi 20.000 kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol. |
posted by Poernomo @ 7:50 PM |
|
|
Konsep dan Teori Nilai Waktu Uang |
|
Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang.
Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner.
Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
Rumus Menghitung Nilai Waktu Uang
1. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Ko (1 + r) ^n
Keteragan : FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 FV = 1.100.000 rupiah
2. Rumus Nilai Sekarang
PV = Kn / (1 + r) ^n
Keterangan : PV = Present Value / Nilai Sekarang Kn = Arus kas pada tahun ke-n r = Rate / Tingkat bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar : PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 PV = 1.000.000 rupiah
Tambahan : 1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor
Asumsi : Asumsi Perhitungan dengan menggunakan sistem bunga sederhana (Simple Interest)
By godam64 at 11/05/2006 - 11:03pm | ekonomi |
posted by Poernomo @ 6:10 PM |
|
|
Mengenal Bisnis Money Game |
|
Beberapa dari kita mungkin pernah mendapat tawaran bisnis money game. Dalam kenyataannya, bisnis ini sering kali bagus bagi mereka yang baru saja bergabung, tapi tidak bagus bagi mereka yang bergabung belakangan. Apa dan bagaimana money game, bisa disimak di artikel berikut ini.
Bu Yeni sedang kebingungan. Pasalnya, seorang temannya baru saja datang ke rumahnya dan menawarkan suatu bisnis baru yang kelihatannya cukup menarik. Dengan sebuah kertas, temannya menggambarkan bagaimana bisnis itu bisa berjalan.
Apa sih bisnisnya? "Ini MLM", kata temannya. Oke, MLM (multi level marketing). Tapi kok di sini tidak ada produk yang dijual? Yang ada adalah bahwa Bu Yeni diminta membayar sejumlah dana, setelah itu, ia harus mencari dua orang untuk ia sponsori (dua orang itu maksimal).
Nantinya, dengan bantuan Bu Yeni, kedua orang tersebut harus bisa mensponsori dua orang lagi, dan seterusnya. Setelah sampai pada level tertentu, Bu Yeni akan mendapatkan sejumlah uang, dan "permainan" itu dianggap selesai. Kalau mau, Bu Yeni bisa ikut lagi dengan mendaftar ulang dan mengulang lagi permainan itu.
Kelihatannya sih menarik. Ya, tawaran uangnya memang menarik. Dan kelihatannya sampai kapan pun yang namanya uang memang menarik. Tapi kalau nanti ada apa-apa bagaimana dong? Misalnya, perusahaannya lari. Atau bisa juga bangkrut seperti Gee Cosmos baru-baru ini.
Perlu diketahui bahwa bisnis yang hanya mengandalkan perekrutan saja seperti itu (tanpa ada produk yang dijual) disebut Bisnis Piramid. Kadang-kadang, bisnis piramid ini disebut juga Bisnis Money Game. Di Indonesia, bisnis ini lazim disebut Bisnis Penggandaan Uang.
Bagaimana sih ciri-ciri bisnis seperti itu?
1. Perusahaan yang mengadakan bisnis itu biasanya mengatakan bahwa bisnisnya adalah bisnis MLM. Penggunaan istilah MLM oleh perusahaan money game biasanya adalah karena mereka tidak ingin bisnis orang jadi malas bergabung jika mereka terang-terangan menyebut nama money game.
Karena itu mereka biasanya menyebut dirinya MLM, walaupun nama mereka tidak tercantum dalam APLI (APLI adalah singkatan dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia, sebuah asosiasi yang salah satu fungsinya adalah menyaring mana perusahaan yang betul-betul berbisnis penjualan langsung, entah itu dengan menggunakan sistem MLM atau tidak).
Kalau nama mereka tercantum dalam APLI, pastilah mereka merupakan Perusahaan MLM yang sejati. Itulah sebabnya, kadang-kadang perusahaan money game seperti itu disebut perusahaan money game yang berkedok MLM.
2. Anda akan diminta membayar sejumlah dana yang cukup besar hanya untuk mendaftar saja. Jumlahnya bervariasi, tapi minimal biasanya sekitar Rp 400 ribuan. Jumlah itu sebetulnya bisa dianggap cukup besar, mengingat Perusahaan MLM yang sejati biasanya hanya meminta biaya pendaftaran yang besarnya biasanya tidak sampai Rp 150 ribuan (itu pun tidak termasuk produk).
Rendahnya biaya pendaftaran pada perusahaan MLM adalah agar semua orang bisa memiliki kesempatan yang sama untuk bisa bergabung. Sedangkan pada perusahaan money game, tingginya biaya pendaftaran yang diminta adalah karena mereka harus membayar bonus penghasilan bagi orang-orang di atas Anda yang sudah lebih dulu bergabung.
3. Pada Perusahaan MLM sejati, biaya pendaftaran biasanya harus bisa dijangkau, karena bonus penghasilan yang akan dibayarkan hanya akan dibebankan pada produk yang terjual saja, bukan dari biaya pendaftaran.
4. Bisnis money game biasanya tidak memiliki produk untuk dijual kepada konsumen. Padahal ini sebetulnya merupakan faktor kunci dari sebuah bisnis MLM yang sejati. Karena itulah, agar bisa terlihat sebagai sebuah MLM, beberapa perusahaan money game biasanya lalu membuat produk untuk bisa dijual. Namun seringkali yang ada adalah bahwa produk yang dijual tersebut memiliki kualitas dan mutu yang biasa-biasa saja kalau tidak mau disebut asal-asalan.
Pada Perusahaan MLM, harus ada produk yang dijual (entah itu berupa barang atau jasa), dan produk tersebut haruslah memiliki kualitas yang cukup baik agar bisa bersaing di pasar. Faktor produk ini sebetulnya juga merupakan faktor kunci dari sebuah perusahaan untuk bisa disebut sebagai sebuah MLM atau tidak. Kalau bisnis yang ditawarkan kepada Anda tersebut tidak memiliki produk, atau mutu produknya asal-asalan saja, jangan sebut itu sebagai bisnis MLM. Itu jelas money game.
5. Bisnis money game seringkali hanya menguntungkan orang orang yang pertama bergabung. Sedangkan orang-orang yang bergabung belakangan seringkali cuma ketiban pulung, entah itu perusahaannya bangkrut, lari atau ditutup, atau karena orang yang bergabung belakangan seringkali tidak bisa memiliki penghasilan yang lebih besar daripada orang yang bergabung lebih dulu.
Itulah sebabnya bisnis seperti ini juga disebut bisnis piramid. Kalau di Perusahaan MLM sejati, walaupun Anda bergabung belakangan, Anda bisa punya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar daripada orang-orang di atas Anda yang sudah bergabung lebih dahulu.
Sekarang tinggal keputusan Anda apakah akan bergabung dengan bisnis money game yang ditawarkan kepada Anda atau tidak. Mau ikut pun tidak apa-apa karena di Indonesia belum ada undang-undang yang mengatur tentang bisnis seperti itu. Hanya saja, risiko harus Anda tanggung sendiri.
Selamat memutuskan. |
posted by Poernomo @ 6:13 AM |
|
|
Pentingnya Punya Dana Cadangan |
|
Dikutip dari detikcom
Seringkali dalam hidup terjadi suatu hal yang bersifat emergency yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Contohnya adalah ketika Anda di PHK sehingga harus mengambil dana guna membiayai hidup selama masih belum mendapatkan pekerjaan.
Itu contoh yang 'besar'. Contoh kecilnya mungkin ketika anak Anda sakit dan harus dirawat di RS yang mungkin membutuhkan dana.
Tetapi yang sering terjadi, banyak orang yang tidak memiliki dana tersebut. Ini karena setiap kali mereka mendapatkan income, mereka selalu menghabiskannya. Itulah sebabnya, seseorang yang mengalami PHK umumnya mendapatkan apa yang namanya Uang Pesangon. Uang ini bisa membiayai hidupnya selama tidak bekerja. Namun demikian, besarnya pesangon tersebut seringkali dirasakan tidak mencukupi bagi mereka yang mendapatkannya.
Jadi, tak perlu dikatakan lagi, penting sekali memiliki persediaan dana dalam rekening Anda, yang bisa digunakan sebagai dana cadangan untuk membiayai hidup Anda apabila terjadi sesuatu. Karena itu, persediaan dana ini disebut Dana Cadangan.
Besar Dana Cadangan yang dibutuhkan
Jumlah Dana Cadangan yang dibutuhkan sangat tergantung dari seberapa besar pengeluaran Anda setiap bulan, dan seberapa stabilnya penghasilan Anda.
Sebagai contoh, bila Anda bekerja dan mendapatkan penghasilan (berupa gaji) sebesar Rp 2 juta per bulan, dan memiliki pengeluaran sebesar Rp 1,5 juta per bulan, maka Anda membutukan jumlah Dana Cadangan sebesar tiga sampai enam bulan pengeluaran Anda. Ini berarti, Anda harus memiliki Dana Cadangan sebesar Rp 4,5 s/d 9 juta dalam rekening Anda sebagai persediaan apabila Anda harus mengalami kehilangan penghasilan.
Tetapi, bila penghasilan yang Anda dapatkan tidak stabil, seperti komisi yang jumlahnya tidak tetap, maka jumlah Dana Cadangan yang saya sarankan adalah sebesar 12 bulan pengeluaran bulanan. Ini berarti, bila pengeluaran Anda mencapai Rp 1,5 juta per bulan, maka Anda harus memiliki Dana Cadangan sebesar Rp 18 juta dalam rekening. Jadi intinya di sini, semakin besar risiko tidak berpenghasilan dalam pekerjaan Anda, semakin besar juga jumlah Dana Cadangan yang sebaiknya Anda miliki.
Di mana Dana Cadangan harus disimpan?
Pertanyaannya sekarang, di mana Anda harus menaruh Dana Cadangan Anda? Ada dua kategori yang harus dipenuhi sebagai tempat menyimpan Dana Cadangan tersebut:
1. Aman (Anda tidak akan kehilangan uangnya dan jumlahnya tidak berkurang) 2. Likuid (Anda bisa mengambilnya kapanpun tanpa dikenakan penalti).
Tentunya, deposito merupakan tempat yang aman bagi uang Anda, karena jumlah uang yang Anda masukkan tidak akan berkurang. Tetapi, deposito tidak likuid karena Anda tidak bisa mengambilnya kecuali bila sudah jatuh tempo. Bila belum jatuh tempo, maka Anda akan dikenakan penalti bila akan mengambil uang itu.
Hanya ada empat tempat yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan Dana Cadangan Anda:
1. Lemari Anda 2. Tabungan di Bank 3. Giro di Bank 4. Reksa Dana Pasar Uang
Namun demikian, bila jumlah Dana Cadangan Anda memang dirasakan cukup besar, maka mungkin tidak apa-apa untuk memasukkannya sebagian ke dalam deposito, asalkan dengan masa jatuh tempo yang tidak terlalu lama, yaitu satu atau tiga bulan.
Jangan Memiliki Dana Cadangan Terlalu Banyak
Batasi jumlah Dana Cadangan Anda sampai sebesar 12 bulan pengeluaran bulanan Anda. Ini karena Dana Cadangan Anda akan disimpan dalam tempat yang bunganya kecil, atau di tempat yang tidak menghasilkan bunga sama sekali (kalau menyimpannya di lemari). Sehingga, apabila Anda memiliki jumlah Dana Cadangan yang terlalu besar, maka ini berarti sebagian dari dana Anda tidak akan produktif.
Bila Belum Memiliki Dana Cadangan
Bila Anda pada saat ini belum memiliki Dana Cadangan, maka tak ada jalan lain bagi Anda kecuali dengan menabung. Anda bisa menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan Anda, yang bisa dilakukan di muka setiap kali mendapatkan penghasilan. Dengan 'menumpuk' dana sedikit demi sedikit, maka pada akhirnya Anda akan memiliki jumlah Dana Cadangan yang Anda butuhkan. Jadi, Dana Cadangan itu mungkin tak akan langsung terkumpul, tetapi harus menunggu selama tiga, enam atau bahkan duabelas bulan. Ini tentunya masih lebih baik daripada Anda tidak memiliki Dana Cadangan sama sekali. |
posted by Poernomo @ 5:45 AM |
|
|
Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Menabung |
|
Oleh: Safir Senduk
"Siapa, sih, yang tak ingin punya tabungan? Saya juga mau, kok, menabung. Masalahnya, uang saya habis terus..."
"Belum lagi anak-anak minta dibelikan sepatu..."
"Saya kan juga perlu beli ini dan itu..."
"Ah, saya memang enggak berbakat mengelola uang..."
Kata-kata tersebut diatas mungkin akrab di telinga Anda, atau mungkin Anda sendiri yang mengalaminya. Anda ingin sekali bisa menabung, tapi dalam prakteknya, hal itu sulit dilakukan. Anda selalu kehabisan uang di akhir bulan sehingga tidak bisa menabung. Apakah Anda tergolong orang yang seperti itu?
Jangan kecil hati. Semua orang hampir pasti akan mengalaminya. Menabung (melakukan investasi secara rutin) seringkali dilakukan untuk berbagai macam tujuan. Namun demikian, apabila Anda menyisihkan uang secara rutin, maka uang yang Anda kumpulkan tersebut bisa sangat bermanfaat.
Seseorang yang memiliki penghasilan sebesar Rp 1 juta per bulan, misalnya, setelah setahun menabung hanya memiliki saldo rekening Rp 200 ribu di rekeningnya. Setelah ditanya kenapa jumlah saldo rekeningnya cuma sebesar itu setelah bekerja setahun, ia mengatakan penghasilannya sering habis dipakai dalam sebulan. Jadi, ia tidak bisa menabung.
Sebetulnya, kalau ia mau menabung sebesar Rp 100 ribu saja setiap bulan, maka pada akhir tahun ia sudah akan memiliki jumlah saldo rekening sebesar Rp 1,2 juta, plus bunganya.
Apakah situasi seperti ini cukup akrab di telinga Anda? Atau, apakah Anda juga mengalaminya?
MENINGKATKAN DAN MENEKAN
Saya akan beberkan satu cara buat Anda. Kalau selama ini Anda selalu membelanjakan dulu uang Anda sehingga selalu kehabisan uang untuk ditabung, kenapa sekarang Anda tidak membalik proses itu?
Ketika Anda mendapatkan gaji Anda pada tanggal 25, sisihkan dulu sebagian uangnya untuk Anda tabung, baru kemudian sisanya dibelanjakan. Bila itu Anda lakukan secara rutin, maka setelah setahun, Anda sudah akan memiliki simpanan dalam jumlah besar.
Bila Anda melakukan hal itu, maka Anda tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk tidak menabung. Yah, mungkin saja uang yang bisa Anda belanjakan jadi berkurang. Tapi itulah konsekuensinya: Anda perlu memiliki sejumlah dana sebagai cadangan untuk masa depan Anda.
Sebagai contoh, penghasilan Anda tadinya adalah Rp 1 juta per bulan. Tadinya, Anda biasa membelanjakan Rp 1 juta tersebut sampai habis. Sekarang, dengan Anda menabung Rp 100 ribu per bulan di muka, maka total pengeluaran Anda cuma tinggal Rp 900 ribu per bulan.
Bila Anda merasa jumlah itu tidak cukup, maka Anda harus melakukan satu diantara tiga pilihan dibawah ini:
1. Meningkatkan pendapatan Anda. Dalam contoh di atas, pendapatan Rp 1 juta ditingkatkan menjadi Rp 1,1 juta. Dengan Anda tetap menabung Rp 100 ribu, maka pengeluaran Anda bukan lagi Rp 900 ribu, tapi kembali menjadi Rp 1 juta.
2. Menekan pengeluaran Anda. Dalam contoh di atas, Anda bersedia untuk menekan pengeluaran Anda yang tadinya Rp 1 juta menjadi Rp 900 ribu saja.
3. Melakukan keduanya, yakni meningkatkan pendapatan sekaligus menekan biaya hidup. Dalam contoh di atas, Anda bisa meningkatkan pendapatan Anda menjadi Rp 1,1 juta, dan menekan pengeluaran Anda menjadi Rp 900 ribu. Dengan demikian, Anda malah memiliki selisih yang lebih besar lagi untuk ditabungkan!
Terserah Anda, mana dari ketiga cara tadi yang hendak Anda pilih. Yang paling penting, Anda harus membiasakan diri untuk menabung. Dalam hal ini, apabila Anda mengalami kesulitan untuk menabung karena alasan selalu kehabisan, maka Anda bisa menabung di muka begitu Anda mendapatkan penghasilan.
Ingat selalu: Anda perlu dana cadangan untuk masa-masa yang terduga kelak.
KE MANA MENABUNG?
Ada banyak pilihan yang bisa Anda gunakan sebagai tempat menabung. Salah satu tempat menabung yang paling populer bagi orang Indonesia adalah tabungan di bank. Kelebihan tabungan adalah bahwa dana dalam tabungan bisa diambil kapan pun Anda inginkan. Kelemahan tabungan adalah bahwa pada saat ini, umumnya tabungan di bank hanya memberikan bunga yang kecil.
Selain itu, Anda mungkin juga bisa menabung dengan membeli emas. Bila Anda menabung sebesar, katakan, Rp 200 ribu per bulan, Anda mungkin bisa membeli emas yang jumlahnya sesuai dengan nilai uang yang Anda tabungkan. Pada saat ini, banyak tersedia koin emas yang bisa dibeli dengan jumlah satu gram saja.
Sebagai alternatif, Anda bisa juga menabung ke dalam bentuk investasi seperti Reksa Dana. Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi dimana uang yang Anda tabungkan akan dikelola oleh sebuah tim Manajer Investasi untuk diinvestasikan ke dalam berbagai macam produk investasi. Untuk bisa berinvestasi dalam Reksa Dana, bisa dimulai dengan jumlah persyaratan dana minimal sebesar Rp 100 ribu.
Jelas, ada beberapa pilihan bila Anda hendak menabung. Kenapa tidak memulainya? |
posted by Poernomo @ 5:40 AM |
|
|
Kapan Nilai Investasi Berlipat Menjadi Dua? Gunakan Hukum 72 |
|
Oleh: Safir Senduk
Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya dimana jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan Hukum 72. Bagi angka 72 dengan suku bunga dari produk investasi Anda. Ini berarti: = 72 : 12 = 6 tahun. Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.
Tentunya, semakin tinggi hasil investasi Anda, maka akan semakin cepat juga investasi Anda berlipat dua. Sebagai contoh, kalau suku bunga deposito Anda adalah 24% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu 3 tahun (72 : 24 = 3). Bandingkan apabila suku bunga deposito Anda cuma 12%, dimana butuh 6 tahun agar uang Rp 1 juta Anda menjadi berlipat dua. |
posted by Poernomo @ 5:08 AM |
|
|
Pahami Siklus Hidup Finansial Anda |
|
Dikutip dari Danareksa.com Oleh: Mike Rini
Pentingnya Memahami Siklus Hidup Finansial Anda
Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an, kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an, seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja, cari aman deh !
Dalam kesempatan kali ini, marilah kita pelajari beberapa kunci-kunci keputusan finansial dalam tiap tahapan kehidupan manusia - yang saya kira perlu kita pahami dengan seksama. Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita. Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pandangan orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.
Karena penting sekali bagi kita untuk bisa sesekali menempatkan diri pada posisi orang lain secara finansial. Sebab suatu keputusan keuangan jarang sekali yang bisa berdiri sendiri, baik Anda yang masih lajang maupun sudah menikah, atau Anda punya tanggungan atau justru Anda yang ditanggung. Selalu saja ada pengaruh serta kepentingan orang lain didalamnya.
Usia Sekolah Dasar sampai dengan dengan lulus Perguruan Tinggi S1 di usia 20-an
* Pada usia 0 sampai 18 tahun, umumnya orang masih berada di bangku sekolah pendidikan dasar dan seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang tua. “Life is beautiful, with no responsibilities what so ever.. “ kira-kira begitulah gambaran hidup seseorang pada masa kanak-kanak dan remajanya. Hanya saja memang tidak seindah kenyataannya jika berkaitan dengan uang. Anda tahu kan bagaimana pada jaman sekolah dulu, sulitnya meminta uang pada orang tua. Tidak. * Saat di Perguruan Tinggi, kebanyakan dari Anda mungkin masih di biayai orang tua, tapi pengaruh teman-teman, mengikuti trend atau mungkian memang terpaksa banyak juga dari Anda bahkan harus bekerja paruh waktu mencari penghasilan tambahan untuk tambahan ongkos kuliah. Dengan naiknya ongkos kuliah, transport dan buku-buku, memang agak sulit jika harus mengandalkan orang tua.
Lagipula mempunyai uang sendiri, kedengaran lebih cool & gaul. Lebih bebas menntukan pilihan dalam membelanjakan uang, juga sesekali mentraktir orang tua dan teman bisa jadi kebanggaan tersendiri. Asalkan bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah yang harus segera diselesaikan, maka bekerja paruh waktu atau berusaha mendapatkan uang sendiri sambil kuliah tentunya bisa dilakukan. Bekerja sambil kuliah memang memanfaatkan waktu luang dengan positif, tentunya kita sedikit banyak bisa mempraktekkan apa yang dipelajari selama ini di sekolah,
Di usia 20-an
* Anda mungkin juga masih ingin meneruskan sekolah sebab keinginan belajar juga masih mengebu-gebu. Beruntunglah jika orang tua bisa membantu Anda membayar biaya pendidikan, namun kemungkinan besar orang tua tidak bisa membantu terlalu banyak sebab jenjang pendidikan lanjutan setelah perguruan tinggi atau pendidikan advance learning yang setara jauh lebih mahal daripada pendidikan dasar di SD sampai SMA. Jadi untuk membayar biaya pendidikan lanjutan kemungkinan besar harus diusahakan sendiri. Bisa juga berusaha mendapatkan beasiswa untuk mensponsori biaya pendidikan Anda. Lain halnya jika Anda ingin mengambil pinjaman dengan tujuan membayar biaya pendidikan, beban biaya pendidikan akibatnya menjadi lebih berat, sebab Anda juga membayar bunga pinjamannya. Hanya jika Anda yakin bahwa manfaatnya jauh lebih besar daripada uang yang dihabiskan, maka mengeluarkan uang lebih banyak untuk melanjutkan sekolah Anda boleh saja dilakukan. Sebaliknya, jika hanya sebagai keinginan yang didorong mendapatkan cap prestisius tanpa usaha lebih lanjut untuk menggantikan uang yang habis tadi, maka pendidikan mungkin menjadi suatu hobi atau sarana rekreasi yang terlalu mahal dari segi uang, tenaga dan waktu yang sudah dikorbankan. * Masih ingatkah Anda saat mendapatkan gaji yang pertama ? Penghasilan Anda belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan anggaran yang sudah direncanakan. * Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tapi rajin belanja. Namun seberapapun penghasilan Anda, usahakanlah untuk selalu bisa menyisihkan uang secara rutin dari penghasilan Anda tiap bulan. Pastikan bahwa Anda mempunyai tabungan di bank yang, dengan kondisinya yang nyaman, fasilitas lengkap, biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing. Pisahkanlah rekening tabungan dengan rekening gaji, * Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluran mendadak yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana cadangan belum terlalu besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali pengeluaran Ada perbulan. Anda bisa menempatkan rekening dana cadangan ini di rekening tabungan * Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh panggang dari api alias masih lama sekali Anda pensiun, tidak ada salahnya sudah mulai mempersiapkan sejak sekarang. Tidak pernah ada kata terlalu cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat Anda bekerja mempunyai program daan pensiun sendiri, bergabunglah, atau Anda bsia mengikuti program pensiun Jamsostek dari pemerintah atau belilah program dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuanga lain seperti bank dan perusahaan asuransi * Jangan membeli asuransi jiwa jika Anda belum mempunyai tanggungan atau terkecuali ada hutang yang harus dicover, namun pertimbangkanlah untuk mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat Anda bekerja tidak mencover biaya ini.
Di usia 30-an
* Pada saat ini Anda mungkin sudah menikah. Karena itu perlu sekali mencover penghasilan Anda dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki anak. Jangan sampai keluarga yang Anda tinggalkan mengalami derita finansial yang terlalu parah karena Anda meninggal terlalu cepat * Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana pendidikan anak. Anda bisa mempersiapkan dengan cara menabung di tabungan pendidikan, mengambil asuransi pendidikan atau ke dalam produk investasi lain. * Pertimbangkan juga untuk mengambil asuransi kesehatan yang lebih lengkap seperti asuransi yang mencover risiko kecelakaan, penyakit kritis, cacat tetap akibat kecelakaan, atau risiko-risko kesehatan lain yang belum dicover oleh tunjangan kesehatan dari perusahaan anda * Jangan lupa untuk mencover harta benda Anda dengan asuransi kerugian seperti asuransi kendaraan juga asuransi kebakaran * Pastikan bawah Anda mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak terlalu memberatkan Anda. Sediakanlah waktu untuk membandingkan penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang dan jangan malas untuk berburu rumah idaman Anda, agar sesuai antara budget dengan keinginan. * Jika Anda sudah mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat wasiat sebenarnya mudah dan tidak mahal, tapi orang belum terbiasa sebab tidak tahu caranya. Padahal sangat penting dilakukan agar keluarga yang ditinggal tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbgai urusan administrasi bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah kepada teman yang ahli atau seorang notaries yang sudah berpengalaman dalam membuat surat wasiat. * Evaluasi terus program pensiun yang sudah Anda ikuti, pastikan telah memberikan return investasi sejumlah yang Anda harapkan. * Jika Anda masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah mengendalikan gaya hidup Anda dan secara bertahap lunasi tagihan-tagihan hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara bagaimana agar Anda bisa membayarnya cicilan hutang ini dengan cara paling murah. * Tambah pengetahuan dan pengalaman Anda dalam berinvestasi, bersikap kreatif dan mulailah berinvestasi diluar produk bank. Carilah juga investasi dengan biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses, pajak yang kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.
Di usia 40-an
* Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran tabungan dan investasi selalu naik sesuai dengan kenaikan penghasilan Anda. Setiap kali mendapatkan rejeki lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah investasi Anda. * Evaluasi lagi jumlah Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Anda ambil, apakah jumlahnya sudah sudah sesuai dengan kebutuhan untuk mengcover risiko kehilangan penghasilan. Jika biaya hidup keluarga Anda telah berubah, naik atau turun, maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga disesuaikan * Pastikan bahwa cicilan KPR Anda tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal, simpanlah segala bukti pembayaran berikut catatan saldo terakhir dari hutang KPR Anda. Jika suku bunganya naik, dan karenanya jumlah cicilannya menjadi terlalu berat, bisa Anda pertimbangkan untuk memperpanjang jangka waktunya. * Sebaliknya jika beruntung Anda memiliki sejumlah dana yang cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau seluruhnys dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini, bisa membuat Anda menghemat pembayaran bunga KPR, dan mempercepat waktu pelunasan.
Di usia 50-an
* Disaat menjelang pensiun, ada baiknya Anda mengatahui saldo pensiun Anda yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang terkumpul masih jauh dari target, * Review semua investasi Anda, jika hampir semua investasi Anda berisiko tinggi segeralah melakukan iversifikasi dan alokasikan secara proporsinal ke investasi yang risikonya lebih rendah, * Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran cicilan KPR sudah selesai sebelum Anda pensiun, * Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang mengcover biaya-biaya kesehatan dan rawat inap di rumah sakit yang terjadi. Asuransi kesehatan hari tua atau longterm care insurance ini benefitnya seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup Anda,
Di usia pensiun, 55 atau 60-an
* Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun yang Anda ikuti selama ini. Dana pensiun yang diikuti dari perusahaan tempat Anda bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun secara seklaigus didepan, sehingga selanjut Anda tinggal mengemabil sesuai dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvesatsikan sisanya agar terus berkembang kedalam instrument investasi yang tidak terelu berisiko namaun bisa memberikan pendapat tetap setara dengan bunga. * Jika Anda mengiktui program pensiun yang diselenggrakan Jamsostek, segeralah mengajukan klaim kepada badan pemerintah ini. Anda bisa mendapatkan dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya secara bulanan seperti layaknya gaji. Jika Anda sempat beberapa kali pindah kerja, namun program pensiun Jamsostek pada perusahaan sebelumnya belum sempat Anda klaim, namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan segan-segan utnuk mengajukan klaim * Barangkali dulu pernah iseng mengikuti program pensiun yang ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi. Jangan malu untuk mengajukan klaim hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab sedikit atau banyak pada masa usia ini jumlah berapapun akan sangat berarti. * Maksimalkan seluruh aset-aset Anda menganggur untuk segera bisa menghasilkan income untuk Anda. Misalnya jika Anda mempunyai tanah, bangunan atau kendaaraan yang menganggur, mungkina Anda bisa mengusahakan mendapatkan rental income dari aset-aset tersebut. * Berhati-hatilah pada investasi yang berisiko tinggi, karakternya yang fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan Anda. * Periksa kembali surat wasiat Anda apakah sudah seperti yang Anda inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bawa pasangan Anda dan anak-anak mengetahui tentang surat wasiat tersebut, * Pertimbangkanlah untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk mempersiapkan dana kematian bagi Anda dan pasangan. Kedengarannya memang sangat tidak menyenangkan juga menakutan, tetapi tindakan ini akan sangat membantu keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa mengurangi kesedihan orang-orang yang mencintai Anda yang telah Anda tinggalkan
Salam Mike Rini Perencana Keuangan |
posted by Poernomo @ 5:01 AM |
|
|
Tiga Cara Mendapatkan Uang |
|
Ada tiga cara untuk bisa mendapatkan uang:
1. Bekerja. Anda bisa mendapatkan uang dengan cara bekerja, baik itu bekerja pada orang lain, ataupun membuka usaha sendiri. Dengan bekerja pada orang lain, maka uang yang biasanya Anda dapatkan adalah dalam bentuk gaji. Dengan membuka usaha sendiri, maka uang yang Anda dapatkan biasanya bisa lebih besar daripada apabila Anda bekerja pada orang lain.
2. Warisan/hadiah/pemberian. Cara berikutnya untuk bisa mendapatkan uang adalah dengan mewarisinya dari seseorang, seperti dari orangtua atau pasangan Anda. Selain itu, uang juga bisa Anda dapatkan dari orang lain dalam bentuk hadiah atau pemberian.
3. Melakukan Investasi. Cara ketiga untuk bisa mendapatkan uang adalah dengan cara menginvestasikan uang yang sudah Anda miliki pada saat ini. Bila Anda melakukan investasi dengan membuka deposito, maka Anda akan mendapatkan uang dalam bentuk bunga deposito. Kalau Anda membeli saham pada harga tertentu dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi, maka Anda akan mendapatkan uang dari selisih harga jual dan harga belinya. |
posted by Poernomo @ 4:58 AM |
|
|
Jual Investasi, Bila Nilainya Menurun |
|
Sungguh mengherankan melihat banyak orang mengaitkan egonya dengan produk investasi yang dia beli. Bila seseorang membeli sebuah produk investasi dan produk investasi itu menurun nilainya, seringkali mereka merasa gagal. Tetapi, bukannya menjual investasi tersebut, mereka malah menolak menjualnya hanya karena bila mereka menjualnya, berarti mereka mengakui dan menunjukkan pada orang lain bahwa diri mereka telah gagal.
Di pikiran mereka, bila mereka tidak menjualnya dan malah mempertahankan investasi tersebut, mungkin saja investasi itu bisa naik kembali nilainya, bahkan diharapkam menghasilkan keuntungan. Dan bila itu terjadi, tentu saja kebanggaan dirinya akan muncul lagi.
Sayangnya, investasi tidak peduli terhadap bagaimana perasaan Anda terhadapnya. Secara matematis investasi Anda lebih sulit naik nilainya dibanding untuk turun.
Contohnya begini: Anda berinvestasi ke dalam - misalnya - saham. Harga saham Anda adalah Rp 750,- per lembarnya. Kemudian harga saham Anda turun 50 persen menjadi Rp 375,-. Nah masalahnya, agar saham Anda bisa naik kembali ke harga Rp 750, saham itu harus naik sebesar 100 persen, Jadi, perlu kenaikan sebesar 100 persen untuk bisa mengembalikan kerugian sebesar 50 persen. Inilah sebabnya kenapa produk investasi yang nilainya jatuh seringkali tidak bisa begitu saja naik kembali ke harga awal. Kalaupun bisa, biasanya akan perlu waktu yang sangat lama.
Itulah sebabnya tidak perlu ragu menjual investasi Anda bila nilainya menurun. Saya tidak mengatakan semua investasi Anda yang merugi saat ini harus segera dijual. Tetapi maksud saya adalah: Anda tentu bisa melihat investasi mana saat ini, dari yang Anda miliki sekarang, yang pantas Anda jual dan mana yang tidak. Tidak seharusnya Anda melibatkan ego dalam menghadapi investasi Anda yang merugi. Tidak hanya investasi di saham, tetapi produk investasi apapun juga: Jangan ragu untuk segera menjual investasi Anda yang merugi tersebut, apalagi bila ada peluang berinvestasi di lain tempat yang mungkin lebih baik. |
posted by Poernomo @ 4:55 AM |
|
|
3 Risiko Investasi Yang Paling Ditakuti |
|
"Beranikah saya mengambil risiko dalam berinvestasi?" Pertanyaan ini mungkin sering terlontar bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk melakukan investasi. Katakan Anda punya uang Rp 10 juta, dan Anda bingung apakah akan menaruhnya di bank atau di tempat lain. Kalau ditaruh di bank, Anda mungkin merasa aman. Tetapi kadang-kadang, tawaran investasi di tempat lain seringkali cukup besar dan sangat menggoda, sehingga ini kadang-kadang menakutkan Anda.
Yang namanya investasi pasti ada risikonya. Nah, dari pengalaman saya selama ini, biasanya hanya ada tiga (3) risiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi:
1. Turunnya Nilai Investasi
Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti itu. Iyalah, mana ada, sih orang yang mau kehilangan uangnya? Akan tetapi, masalahnya, yang namanya risiko pasti ada dalam setiap investasi. Hanya bedanya adalah di ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, ada yang kecil. Yang jelas, satu hal yang paling ditakuti orang, sekali lagi adalah: "Apakah uang saya akan hilang?"
Oke, sekarang kalau Anda berinvestasi, seberapa besar penurunan nilai yang bersedia Anda tanggung bila Anda mengalami kerugian? 10 persen? 30 persen? 50 persen? Atau 100 persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah, itu adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terus-menerus untung. Yang namanya kerugian, sesekali memang harus dialami. Kalau enggak mengalami, ya enggak belajar, kan?
2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Ini karena bila dolar itu disimpan di lemari, maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan itu kadang-kadang akan menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank seringkali tidak mau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang kertasnya robek, rusak atau kumal.
Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang Koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak selalu mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya. Karena pasarnya yang spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi, sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan buat orang yang menjualnya.
Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ketahui lebih dulu seberapa mudahnya produk investasi Anda bisa dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi tidak bisa menjualnya, karena barangnya memang sulit dijual.
3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Bayangkan kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.
Iya dong, beberapa dari Anda mungkin menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa Hasil Investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang.
Selamat berinvestasi! |
posted by Poernomo @ 4:50 AM |
|
|
|
|